Senin, 14 Desember 2009

Silaturahim Taufiq Kiemas dengan DPP Pan, PB NU dan Muhammadiyah

Buka Puasa dengan DPP PAN.
Pertemuan dengan DPP PAN sekaligus berbuka puasa dan sholat maghrib ini dilaksanakan di hotel Sultan, Jl. Gatot Subroto, Jakarta. Rombongan Taufiq Kiemas diterima oleh Ketua Umum Partai Amanat nasional (PAN) Soetrisno Bachir dan Sekjen PAN Zulkifli Hasan dan jajaran DPP PAN lainnya. Acara hari Rabu petang (3/10) itu diawali buka puasa bersama. Menurut Soetrisno Bachir mengatakan bahwa misi partainya saat ini menjaring dan mewacanakan rekrutmen kepemimpinan nasional. "Menjelang 2009 bagi partai kami menilai sangat singkat bagi rakyat untuk menilai calon-calon pemimpinnya", kata Soetrisno Bachir kepada wartawan. "Artinya rakyat dalam sisa waktu dua tahun ini memperbincangkan siapa calon presidennya", tambahnya.

DPP PAN hadir dalam delegasi yang cukup besar dan sebagai cirinya adalah semuanya orang muda. Bahkan Ketua Umum DPP PAN Sutrisno Bachir, memakai pakaian hitam-hitam. Dia sempat berseloroh kalau saat ini PAN banyak yang berpakaian hitam-hitam, tanpa kopiah, untuk menyambut rombongan PDI Perjuangan. Selain Sekjen PAN, hadir pula, Totok Daryanto, Teguh Juwarno dan Chandra T. Sementara itu kebetulan pula yang hadir dari DPP PDI Perjuangan semuanya memakai baju koko Muhammadiyah dan berkopiah. Suasana nya akrab dan cair. Bahkan tanya jawab untuk wartawan diadakan khusus sesaat menjelang berbuka puasa.

HM Taufiq Kiemas menegaskan saat ini diperlukan kerja sama antar kekuatan politik untuk menyelamatkan bangsa. "Yang paling penting adalah selamatkan negeri ini baru kita sepakati siapa kapten dalam liga partai", kata Taufiq Kiemas, yang mengibaratkannya sebagai sebuah tim kesebelasan dari liga sepakbola utama atau nasional. Sekarang ini, imbuh Taufiq Kiemas, antara PDI Perjuangan, Partai Golkar dan PAN sudah banyak persamaannya. Dalam silaturahim ini, hadir belakangan Ketua FPG DPR RI, Priyo Budi Santoso dan Idrus Marham. Pramono Anung kepada wartawan mengatakan PDI Perjuangan sangat mengapresiasi sikap politik PAN yang memilih beroposisi kepada pemerintah.

Ke PB NU
Rangkaian silaturahim Taufiq Kiemas selanjutnya hari Kamis siang (4/10) ke kantor PBNU yang diterima oleh Ketua Umum PB NU KH Hasyim Muzadi. Didampingi Sekjen Pramono Anung, Daryatmo Mardiyanto, Arif Budimanta dan jajaran pengurus Baitul Muslimin Indonesia, Taufiq Kiemas mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kerjasama PBNU dalam mendirikan organisasi sayap PDI Perjuanganm, Baitul Muslimin Indonesia, yang sekarang sudah berdiri dan sudah demikian maju. "Kegiatan Baitul Muslimin Indonesia sudah merambah ke masjid-masjid," ujarnya. Dikatakan oleh Taufiq, saat ini Baitul telah memproduksi lembaran dakwah dengan logo Baitul Muslimin Indonesia dan PDI Perjuangan yang sebelumnya tidak pernah ada. Lembaran dawah ini kiini secara bertahap akan didistribusikan ke lingkungan masjid se tiap hari Jumat.

Persiapan didirikannya Baitul Muslimin ini hampir satu tahun berproses. Bulan Ramadhan tahun lalu, Taufiq Kiemas dan jajaran PDI Perjuangan juga berkunjung ke kantor PBNU. Saat itu disampaikan rencana mendirikan Baitul Muslimin Indonesia dan mengharapkan PBNU serta KH Hasyim Muzadi iktu sebagai bidan dan menjadi motor penggerak awal. Tidak terasa telah satu tahun dan perkembangannya menakjubkan. Dalam pertemuan 1 jam itu, Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi mengatakan sejak dulu tugasnya sebagai pribadi dan tugas NU untuk membuat kohesi antara agama dan nasionalisme. Dalam pertemuan di kantor PB NU Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat itu tidak membahas masalah capres/cawapres. "Pertemuan ini murni silatrahim," kata Sekjen Pramono Anung.

Ke PP Muhammadiyah.
Selanjutnya Taufiq Kiemas dan rombongan meneruskan silaturakhim ke PP Muhammadiyah, Menteng Raya, Jakarta Pusat. Ketua PP Muhammadiyah, DR H Din Syamsuddin menyambut rombongan dengan penuh persahabatan. Menurut Taufiq Kiemas pertemuan ini hanya silaturahim sebagai ungkapan terima kasih atas peran serta Din syamsuddin dan Muhammadiyah dalam mendirikan Baitul Muslimin Indonesia bersama bersama Hasyim Muzadi dan tokoh-tokoh Islam lainnya. Tepat satu tahun lalu proses pendirian organisasi sayap PDI Perjuangan sebagai Baitul Muslimin Indonesia. Bahkan kalau diingat, sewaktu buka puasa di hari kedua bulan puasa, di kediaman Ibu Megawati Soekarnoputri di Kebagusan, setelah tarawih, pembahasan awal dimulai oleh beberapa tokoh terkemuka kala itu.

Namun, "tetapi sebagai insan politik tentu saja membicarakan kepentingan bangsa, negara dan Pancasila," ujar suami Hj. Megawati Soekarnoputri ini. Dikatakan lebih lanjut, sejak berdirinya Baitul Muslimin Indonesia stigma partai yang dilekatkan ke PDI Perjuangan, sudah mereda. Selama itu, PDI Perjuangan diberi stigma sebagai partainya preman, partainya orang abangan dan nasaroh, dan lebih parah lagi sebagai partai tempat berkumpulnya orang-orang komunis. Kesemuanya itu kini sudah mengendur dan sirna. Sementara Din syamsuddin menyarankan agar dakwah Baitul Muslimin harus lain dari yang lain. Din mengambil perhitungan. Kalau umat Islam Indonesia mencapai 190 juta orang, yang menjadi anggota Muhammadiyah dan NU misalnya 100 juta orang, jadi digambarkana masih ada 90 juta orang beragama Islam, yang belum tersentuh. Dan jumlah ini besar sekali, sementara itu mereka kebanyakan adalah penganut Islam secara kultural.

Jadi Din menyarankan, "Kalau bikin acara tak usah pakai marawis dan nasyid. Tetapi pakai kuda lumping atau reog tetapi lagunya selawatan. Islamnya kita itu satu, tetapi kemajemukannya tetap dijaga," kata Din yang didampingi Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Raja Juli Antoni dan Sekjen PP Pemuda Muhammadiyah Gunawan dan Ketua Umum Ikatan Remaja Muhammadiyah Muzakir. Dari Baitul Muslimin Indonesia nampak, Sekjen Zainun Ahmad, para Ketuanya, Ahmad Baskara, Abidin Fikri, Normansyah Tanjung dan Helmy.

Sekjen Partai Pramono Anung mengungkapkan bahwa Din Syamsuddin banyak mendapat simpati dari internal PDI Perjuangan karena gagasan dan usulannya membentuk Baitul Muslimin Indonesia. Tetapi bicara soal cawapres yang akan mendampingi Megawati Soekarnoputri, PDI Perjuangan sudah ada pegangan dan ada mekanismenya. "Rencananya, PDI Perjuangan akan menggelar Rakernas di Solo, Jawa Tengah atau di Makasar, Sulawesi. Di situ munculnya nama-nama calon wakil presiden yang dimasukkan dalam Rakernas tahun 2008," ujarnya.

Sumber: Sastra Pembaruan, Oct 11, 2007; 04:54am ::

Tidak ada komentar:

Posting Komentar